Tuesday, August 2, 2011

PENGALAMAN..." SAAT PERTAMA KALI SAYA MEMAKAI JILBAB…."

Ramadhan adalah bulan pengampunan. Bulan yang selalu dirindukan oleh umat islam. Dimana di bulan ini banyak keistimewaan yang didapatkan. Setiap perbuatan yang baik akan di lipat gandakan.
Didalam sebuah hadist, yang di riwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Rasulullah bersabda “ Barang siapa melakukan suatu ibadah sunah pada bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan ibadah wajib pada selain bulan Ramadhan. Barang siapa yang melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan 70 ibadah wajib selain bulan Ramdhan”. SubhanaAllah, luar biasa bukan ?.  Tak salahkan, jika umat muslim di penjuru dunia berlomba-lomba melakukan ibadah sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah, apalagi ibadah wajibnya.
Mengapa saya mengaitkan pengalaman ini dengan bulan Ramadhan. Sedikit saya menceritakan kepada kalian, sahabat... Bahwasanya hidayah itu saya dapat bertepatan di hari pertama di bulan Ramadhan, tepatnya 8 tahun yang lalu. 
Ntah, waktu itu apa karena saya senang membaca hadist tersebut dikala bulan Ramadhan, dan hari-hari sebelumnya, jadi keinginan saya untuk menutup aurat sangat besar. Jawabannya, mungkin Iya. Bagaimana tidak, menutup aurat adalah salah satu kewajiban bagi wanita muslim. Dan, saya ingin menjadi wanita yang selalu bersyukur, menjaga diri, dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.  
Peningkatan keimanan bukan semata-mata datang dari diri saya pribadi, namun ada sosok yang senantiasa mengingatkan saya untuk menjadi lebih baik. Mereka yang selalu mensupport saya.  Kahar Setyo Cahyono, suamiku tersayang yang senantiasa mengajari saya kebaikan, dan ustad Mahmudin, teman kerjaku waktu itu. Pintar sekali beliau memberikan arahan kepadaku, hingga terkadang sentilan-sentilan manis dari lisannya, mampu membuat saya meninggalkan yang selama itu saya kagumkan.
Bagaimana tidak, rambutku yang ikal dan terurai panjang, bodyku yang aduhai (hehe, maaf nie..begitulah yang sering saya dengar dari mulut orang-orang). Dan, panggilan manis yang sering saya dengar dari teman-teman, dengan maksud menggoda saya. Ach..itu dulu. Kenangan yang terkadang membuatku menyesal, tapi sudahlah, yang terpenting saya sudah meninggalkan.
Kahar suamiku tersayang. Ustad Mahmudin yang saya banggakan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian berdua…, Aamiin.
Tapi, satu yang pasti. Perubahan kearah kebaikan itu, tak luput dari campur tangan Allah, zat yang darisana kebaikan itu datang. Hidayah. Ya, sekali lagi itu hidayah…dan, hidayah tak akan datang dengan sendirinya, kita harus mencarinya, bukan dengan berdiam diri. Berharap, dan hanya berharap. Apalagi, niatan itu hanya sampai di lisan saja. Kuatkan ghiroh kita, untuk mendapatkan hidayah itu. Perkuatkan niat, dan banyak bertanya kepada orang sholeh, dan seringlah  berkumpul bersama mereka. Mudah-mudahan aura keshalehanpun menempel juga ke kita.
Pengalaman pertama memang susah untuk di lupakan. Seperti halnya, cinta pertama dan malam pertama (huuf, sekali lagi maaf ya teman...).
Tapi, sebelum hari itu. 1 bulan sebelumnya, saya pelan-pelan sudah merubah penampilan saya. Mulai memakai celana panjang / rok panjang. Mulai memakai baju berlengan panjang, meski sedikit ketat. Ya, tadi..perubahan harus terjadi pelan-pelan, dan kitapun harus benar-benar istiqomah menjalankan. Setiap bulan saya menyisahkan uang gajian, hanya untuk membeli pakaian yang serba panjang, mulai dari rok panjang, baju berlengan panjang hingga jilbab yang berwarna-warni. dan alhamdulillah saya berhasil melakukannya.
Shubuh pertama di bulan Ramadhan itu saya  keluar dari kamar kost, dan untuk pertama kalinya saya mengenakan jilbab. Dan itu terjadi sebelum saya menikah dengan my honey (panggilan cinta untuk suami tersayang). Wajar saja jika semua mata memandang.  Yang biasanya pakai celana jeans dan kaos ketat, kini saya memakai rok dan baju berlengan panjang agak longgar, serta kerudung merah yang saya kenakan.
“ Bu ustadz, mau kemana nie...?”
Ledekan yang ku dengar, tapi biarlah, kalimat itu ku amin kan saja. Siapa tahu, kalimat mereka pagi itu, benar-benar doa yang segera Allah kabulkan. Sayapun tak segan-segan menjawab sapa mereka, dengan senyuman dan jawaban yang santun.
Memang, untuk pertama kali, kepala terasa berat, terasa ada yang mengganjal, dan gerah sudah pasti. Tapi, semua saya kembalikan kepada Allah, agar senantiasa menuntun hati saya, dan niat itu tidak akan pernah berubah.
Tak jarang juga, kalimat dari orang-orang tak menyukai saya memakai kerudung pun  bilang.
” Kayak ibu-ibu lho kalaw pakai kerudung, jelek tau..cantikan nggak pakai kerudung” ungkap salah satu dari mereka
Wah, jika saja waktu itu aku tergiur dengan kalimat-kalimat mereka. Mungkin perang mulut sudah terjadi, atau tidak, sampai saat ini saya tidak pernah merasakan ”Indahnya memakai jilbab”.
Semua butuh perjuangan, teman...
Tapi, beda jika kita bersama orang-orang yang mendukung perubahan kita. Dari mulut mereka, terdengar kalimat-kalimat indah, yang membuat saya hampir terbang melayang waktu itu.
Seiring berjalannya waktu, kalimat celaan tak lagi saya dengar. Bahkan perlahan-lahan merekapun mengagumi saya. Dan tidak di sangka, mereka yang mencela saya akhirnya ikut-ikutan untuk memakai jilbab. Alhamdulillah...semoga niat teman saya itu bukan sekedar ikut-ikutan pula.
Sampai sekarang manfaat memakai jilbab itu saya rasakan. Satu pesan dari saya, jangan tunda jika kita ingin berbuat kebaikan. Apalagi untuk mengenakan jilbab, jangan malu, jangan takut di cela orang. Biarkan mereka berkata, yang terpenting kita sudah berubah. Berubah dari keburukan menuju kebaikan....Dan yakinlah, Allah akn selalu bersama kita.

No comments:

Post a Comment

AYAH (Karya Oriza Sativa)

Abi  anak-anak saya  Ayah.. Siang Malam Panas Dan Hujan Kau Tak Berhenti Mencari Rezeki Demi… Aku Anakmu Ayah.. Kau aja...