Monday, October 17, 2011

COBA LIHAT, MI...!! (LOMBA 1001 PERTANYAAN ANAK)


“ Kok nyuruh anaknya doang yang shalat, Umi nggak shalat ? “ ungkap  Fadllan saat melihat saya mengambil sejadah, dengan tidak mengenakan mukenah seperti biasanya.

Sambil kebingungan, jawaban apa yang harus saya berikan, sayapun pelan-pelan mencari celah untuk mengalihkan perhatiaanya, tentu sambil mencari jawaban. Akhirnya saya mengajak Fadllan untuk melihat sebuah majalah,  untung saja ada gambar perempuan yang sedang memegangi perutnya, karena kesakitan menahan perih saat datang bulan / menstruasi.

Tapi, sebelum saya bercerita lebih banyak, Fadllan sudah langsung menyambar saja, ternyata dia sudah tidak tahan lagi untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sejak tadi belum saya jawab.

Jika saya salah jawab, pasti dampaknya akan besar terhadap anak saya. Apalagi Fadllan anak laki-laki. Sedangkan usia seperti Fadllan adalah usia dimana  mereka butuh jawaban yang kongkrit, yang pas, dan tentu harus sesuai dengan nalar mereka. Tidak baik juga, jika kita memberikan jawaban yang menyimpang dari arti sebenarnya. Sebab, bisa jadi, sampai dewasa  yang melekat dalam pikiran mereka,  dan ketika  ada yang bertanya, ia pun akan menjelaskan pada orang lain seperti apa yang ia dengarnya  hari ini.

Namun, dengan jawaban yang benar- benar detail / jawaban sesungguhnya, yang belum terjangkau oleh nalar mereka, tentu ini juga akan menyulitkan si anak nantinya. Kemas jawaban dengan sedikit indah, tanpa harus memusingkan kepala si anak lagi.

“ Umi sedang haid, nak “ jawabku dengan sambil mengajak Fadllan melihat gambar perempuan tadi.
,
“ Haid itu apa sih, Mi ?” Tanyanya lagi

“ Haid itu, keluarnya darah dari kemaluan seorang perempuan, mulai umur perempuan itu 9 tahun sampai sebesar umi dan setua mbah, nak . Kalau darah itu keluar, berarti umi saat itu tidak boleh shalat, puasa, dan membaca alqur’an sampai benar-benar darah itu tidak keluar lagi “ jawab saya

“ Sampai umi sembuh ?, Pasti sekarang perut umi sakit ya seperti perempuan ini ?” Tanyanya bertubi-tubi. Sambil melihat gambar perempuan yang saya perlihatkan tadi.

“ Iya sayang “

“ Darahnya banyak nggak,  coba lihat Mi !” pinta Fadllan


Sambil saya mengajak Fadllan duduk di atas sajadah yang telah saya bentangkan tadi. Sebagai jawaban dari pertanyaannya, akhirnya dengan lembut saya katakan, “Fadllan tidak boleh lihat ya, nak..!”. Diirinigi kecupan lembut yang menempel di keningnya.

Thursday, August 4, 2011

MENGAPA KITA HARUS BERPUASA (SHAUM)...??


Allah itu Maha Tahu dari segala yang mngetahui. Sebelum penciptaan manusia, sesungguhnya Allah telah mengatur skenarionya. Apa yg harus di siapkan sebelum dan sesudah penciptaan mahluk-mahluk-Nya, apalagi  yg bernama manusia.

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala penglihatan itu, dan Dia-lah Yang Mahahalus lagi Maha
Mengetahui.” [Al-An’aam: 103]

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.  Betapa banyak dari diri ini  yang terus-terusan lalai, dan mngangap bahwasanya ia (manusia) di ciptakan hanya sekedar di ciptakan. Padahal tidak, Allah ciptakan manusia tak lain hanya untuk brsujud kepada-NYA, dan berharap dapat  menjadi kalifah di muka bumi ini.

Allah ciptakan 12 bulan dalam satu tahun, sungguh begitu baiknya IA. Diantara 12 bln itu ada 1 bulan yg namanya bulan Pengampunan, bulan yg mana di dalamnya,  stiap prbuatan baik akan di lipat gandakan. Tidak hanya itu, jika kita yakin akan adanya Allah, kita harus yakin pula akan siksaan dan  janji-janji NYA. Balasan org yg brtaqwa adalah di surga, dan balasan orang yg dzalim adalah neraka.

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan
tambahannya.” [Yunus: 26]

 Adapun orang yang khusuk dalam berpuasa dan  hanya  berharap  Ridho dari Allah, maka ALLAH akan membrikan surga yg spesial untuknya, yakni AR-RAYYAN.
Seperti yang terdapat dalam hadist berikut ini. Dari Hadist riwayat Bukhari Rasulullah bersabda.

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat pintu yang disebut  RAYYAN yg mana besok pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa masuk dari pintu itu….”

Saya yakin, bahwa Allah ciptakan RAMADHAN semata-mata  rasa kasih dan sayang-NYA  kepada kita, sebagai makhluk yg telah IA ciptakan. Bagaimna tidak,  RAMADHAN / bln puasa (shaum) adalah bulan untuk membenahi diri, mensucikan hati dari segala kepingan-kepingan dosa yg selama 11 bulan tersmbunyi. Dan, berharap agar manusia yg di ciptkan-NYA, nantinya dapat bertemu dengan diri-NYA di surga nanti, dengan wajah yg berseri-seri. 

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada
Rabb-nya mereka melihat.” [Al-Qiyaamah: 22-23]
Teman-temanku…

Mengapa kita harus puasa ?. Mungkin,  Allah ingin tahu sebesar apa kecintaan kita terhadap diri-NYA. Agar kitapun dapat merasakan, bagaimana prasaan orang-orang  yang kelaparan yang tidak punya uang untk mengganjal perut mereka yg berhari-hari tidak makan. Dan, supaya tidak menjadi orang yang serakah dari segala perkara.

Mengapa di bulan Ramadhan, bagi kita yg memiliki rezeki lebih, agar menunaikan zakat ?. Ini karena ALLAH mnginginkan kita untuk mnjadi orang yg baik hati, tulus suci, peduli dan senang berbagi. Dan supaya nanti kita bisa melihat di hari nan fitri, senyum berseri dari wajah-wajah saudara-saudara kita yang kurang beruntung di duniawi ini.

Lalu, Mengapa ALLAH ciptakan hari Hari Raya Idul Fitri, setelah kita berlelah-lelah puasa selama 1 bulan lamanya ?. Mungkin, Allah ingin melihat wajah hamba-NYA yg berseri-seri karena telah berperang melawan hawa nafsu yang datang dari diri kita sendiri,  dan akhirnya kemenangan itu di dapati. Pada akhirnya, semoga kita menjadi suci kembali. Seperti bayi yang baru di lahirkan dari perut seorang Umi.


Wednesday, August 3, 2011

Tuesday, August 2, 2011

PENGALAMAN..." SAAT PERTAMA KALI SAYA MEMAKAI JILBAB…."

Ramadhan adalah bulan pengampunan. Bulan yang selalu dirindukan oleh umat islam. Dimana di bulan ini banyak keistimewaan yang didapatkan. Setiap perbuatan yang baik akan di lipat gandakan.
Didalam sebuah hadist, yang di riwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Rasulullah bersabda “ Barang siapa melakukan suatu ibadah sunah pada bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan ibadah wajib pada selain bulan Ramadhan. Barang siapa yang melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan 70 ibadah wajib selain bulan Ramdhan”. SubhanaAllah, luar biasa bukan ?.  Tak salahkan, jika umat muslim di penjuru dunia berlomba-lomba melakukan ibadah sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah, apalagi ibadah wajibnya.
Mengapa saya mengaitkan pengalaman ini dengan bulan Ramadhan. Sedikit saya menceritakan kepada kalian, sahabat... Bahwasanya hidayah itu saya dapat bertepatan di hari pertama di bulan Ramadhan, tepatnya 8 tahun yang lalu. 
Ntah, waktu itu apa karena saya senang membaca hadist tersebut dikala bulan Ramadhan, dan hari-hari sebelumnya, jadi keinginan saya untuk menutup aurat sangat besar. Jawabannya, mungkin Iya. Bagaimana tidak, menutup aurat adalah salah satu kewajiban bagi wanita muslim. Dan, saya ingin menjadi wanita yang selalu bersyukur, menjaga diri, dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.  
Peningkatan keimanan bukan semata-mata datang dari diri saya pribadi, namun ada sosok yang senantiasa mengingatkan saya untuk menjadi lebih baik. Mereka yang selalu mensupport saya.  Kahar Setyo Cahyono, suamiku tersayang yang senantiasa mengajari saya kebaikan, dan ustad Mahmudin, teman kerjaku waktu itu. Pintar sekali beliau memberikan arahan kepadaku, hingga terkadang sentilan-sentilan manis dari lisannya, mampu membuat saya meninggalkan yang selama itu saya kagumkan.
Bagaimana tidak, rambutku yang ikal dan terurai panjang, bodyku yang aduhai (hehe, maaf nie..begitulah yang sering saya dengar dari mulut orang-orang). Dan, panggilan manis yang sering saya dengar dari teman-teman, dengan maksud menggoda saya. Ach..itu dulu. Kenangan yang terkadang membuatku menyesal, tapi sudahlah, yang terpenting saya sudah meninggalkan.
Kahar suamiku tersayang. Ustad Mahmudin yang saya banggakan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian berdua…, Aamiin.
Tapi, satu yang pasti. Perubahan kearah kebaikan itu, tak luput dari campur tangan Allah, zat yang darisana kebaikan itu datang. Hidayah. Ya, sekali lagi itu hidayah…dan, hidayah tak akan datang dengan sendirinya, kita harus mencarinya, bukan dengan berdiam diri. Berharap, dan hanya berharap. Apalagi, niatan itu hanya sampai di lisan saja. Kuatkan ghiroh kita, untuk mendapatkan hidayah itu. Perkuatkan niat, dan banyak bertanya kepada orang sholeh, dan seringlah  berkumpul bersama mereka. Mudah-mudahan aura keshalehanpun menempel juga ke kita.
Pengalaman pertama memang susah untuk di lupakan. Seperti halnya, cinta pertama dan malam pertama (huuf, sekali lagi maaf ya teman...).
Tapi, sebelum hari itu. 1 bulan sebelumnya, saya pelan-pelan sudah merubah penampilan saya. Mulai memakai celana panjang / rok panjang. Mulai memakai baju berlengan panjang, meski sedikit ketat. Ya, tadi..perubahan harus terjadi pelan-pelan, dan kitapun harus benar-benar istiqomah menjalankan. Setiap bulan saya menyisahkan uang gajian, hanya untuk membeli pakaian yang serba panjang, mulai dari rok panjang, baju berlengan panjang hingga jilbab yang berwarna-warni. dan alhamdulillah saya berhasil melakukannya.
Shubuh pertama di bulan Ramadhan itu saya  keluar dari kamar kost, dan untuk pertama kalinya saya mengenakan jilbab. Dan itu terjadi sebelum saya menikah dengan my honey (panggilan cinta untuk suami tersayang). Wajar saja jika semua mata memandang.  Yang biasanya pakai celana jeans dan kaos ketat, kini saya memakai rok dan baju berlengan panjang agak longgar, serta kerudung merah yang saya kenakan.
“ Bu ustadz, mau kemana nie...?”
Ledekan yang ku dengar, tapi biarlah, kalimat itu ku amin kan saja. Siapa tahu, kalimat mereka pagi itu, benar-benar doa yang segera Allah kabulkan. Sayapun tak segan-segan menjawab sapa mereka, dengan senyuman dan jawaban yang santun.
Memang, untuk pertama kali, kepala terasa berat, terasa ada yang mengganjal, dan gerah sudah pasti. Tapi, semua saya kembalikan kepada Allah, agar senantiasa menuntun hati saya, dan niat itu tidak akan pernah berubah.
Tak jarang juga, kalimat dari orang-orang tak menyukai saya memakai kerudung pun  bilang.
” Kayak ibu-ibu lho kalaw pakai kerudung, jelek tau..cantikan nggak pakai kerudung” ungkap salah satu dari mereka
Wah, jika saja waktu itu aku tergiur dengan kalimat-kalimat mereka. Mungkin perang mulut sudah terjadi, atau tidak, sampai saat ini saya tidak pernah merasakan ”Indahnya memakai jilbab”.
Semua butuh perjuangan, teman...
Tapi, beda jika kita bersama orang-orang yang mendukung perubahan kita. Dari mulut mereka, terdengar kalimat-kalimat indah, yang membuat saya hampir terbang melayang waktu itu.
Seiring berjalannya waktu, kalimat celaan tak lagi saya dengar. Bahkan perlahan-lahan merekapun mengagumi saya. Dan tidak di sangka, mereka yang mencela saya akhirnya ikut-ikutan untuk memakai jilbab. Alhamdulillah...semoga niat teman saya itu bukan sekedar ikut-ikutan pula.
Sampai sekarang manfaat memakai jilbab itu saya rasakan. Satu pesan dari saya, jangan tunda jika kita ingin berbuat kebaikan. Apalagi untuk mengenakan jilbab, jangan malu, jangan takut di cela orang. Biarkan mereka berkata, yang terpenting kita sudah berubah. Berubah dari keburukan menuju kebaikan....Dan yakinlah, Allah akn selalu bersama kita.

Cahaya Mata Umi: SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA

Cahaya Mata Umi: SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA: "Seiring waktu bergulir Ku hitung tiap detik perjalanan Hingga Ramadhan-Nya hampir menyapa Dibalik suka cita Ada keresahan menyelimuti j..."

SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA

Seiring waktu bergulir
Ku hitung tiap detik perjalanan
Hingga Ramadhan-Nya hampir menyapa

Dibalik suka cita
Ada keresahan menyelimuti jiwa
Aku takut ...
Dia tidak menyapa

Rabb..
Ku tahu, Engkau pemberi masa
Maka, izinkan aku memintanya
Untuk tetap merasakan
Indahnya Syahru al-Qadr
Harapku...
Ar-Royan Mu terbuka untukku

Rabb...
Sinar pensucian akan segera datang
Ku mohon, bangkitkan aku dalam ketaatan
Semoga, sinar itu kekal dalam jiwaku
Hingga tak lagi kelam garisan itu

Meski merangkak...
Tetap ingin ku jawab seruan dan panggilan itu
Bersama  rahmat dan kasih-Mu

Aku memiliki Asa
Untuk tetap istiqomah menjadi mujahidah
Atas izin-Mu
Ku mohon..
Sinari  hatiku...
Sirami ragaku..
Dengan Salsabila-Mu...

Friday, July 8, 2011

Mengukir CINTA....



Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak, budi pekerti Rasulullah tercinta. Tidak ada satu perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, melainkan berasal dari wahyu Illahi. Prilaku, kepribadian beliau sungguh begitu mempesona. Bahasa yang indah, tutur katanya yang lembut, bahkan tatapan matanya penuh dengan cinta. Pantas saja jika seorang istri beliau Siti Aisyah ra mengatakan akhlaq Rasulullah adalah Al – quran. Rasulullah SAW adalah  sosok mandiri dengan sifat tawadhu’ yang tiada tandingannya.

Rasulullah SAW adalah nabi terbaik bagi umatnya. Suami yang baik bagi istri – istrinya. Ayah teladan bagi anak – anaknya. Kakek yang berwibawa bagi cucu – cucunya. Dan beliau adalah Murrabi ( guru )  bagi umat manusia yang senantiasa mencari nur Illahi,  agar bahagia di dunia juga akhiratnya. Karena di dalam diri beliau terdapat suri tauladan yang baik.

Menurut Imam Al – Ghazali, anak adalah seperti butir permata yang belum di gilap. Ibu bapaknya yang akan mencanai dan menggilapnya sehingga menjadi permata yang indah dan berkilau.

1. Menyayangi atau mencintai anak.

Islam telah mengajarkan kita untuk saling kasih mengasihi kepada siapapun. Sesungguhnya memberikan kasih sayang dan kelembutan kepada anak merupakan bagian dari sifat kenabian. Ia adalah salah satu jalan menuju syurga dan kesuksesan meraih ridha Allah swt.

Ibnu ‘Asakir meriwayatkan bahwa Anas ra. Berkata,
” Rasulullah saw. Adalah orang yang paling mengasihi dan menyayangi anak – anak dan orang miskin. ”

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Anas ra, berkata
“ Ada seorang wanita datang kepada ‘Aisyah ra. Maka ia (‘Aisyah ) memberikannya tiga butir korma. Maka wanita tersebut memberikan kepada tiap anaknya satu buah korma, dan  satu buah untuk dirinya. Setelah keduanya anaknya memakan buah korma tadi, mereka memandangi ibunya. Dan sang ibu merasakan kedua anaknya meminta korma yang di bawanya. Maka ia membagi kurma tersebut menjadi dua untuk anaknya. Setelah Nabi saw tiba, ‘Aisyah ra menceritakan peristiwa yang baru terjadi, maka Rasulullah saw bersabda,“ Sungguh mengagumkan perbuatan tersebut. Dan, sungguh Allah swt menyayanginya sebagaimana ia menyayangi anaknya. “

Menyayangi / mencintai anak, sangat di anjurkan bahkan menjadi wajib hukumnya bagi orang tua untuk menyayangi anak – anaknya. Namun, kecintaan kepada anak ada batasnya, begitupun kecintaan orang tua terhadap anaknya. Kecintaan ini di batasi, ketika kecintaan anak dan orang tua bertentangan dengan perintah Allah dan Rasulnya.



Bersikap menyayangi atau mencintai anak dengan porsi yang pas, agar niat awal kita menyayangi tidak berubah menjadi ”memanjakan”. Memberikan kecintaan kepada anak secara proposional atau tawazun, tidak berlebihan dan tidak juga menelantarkan.

2. Mencium Anak
Ciuman berperan aktif dalam menggerakkan perasaan dan kejiwaan anak, sebagaimana ia mempunyai peran besar dalam menenangkan gejolak dan gelora jiwa anak serta kemarahannya. Selain itu, ciuman akan melahirkan ikatan yang kuat dalam menumbuhkan rasa kasih sayang antara yang tua dan yang lebih muda.

Ciuman merupakan dalil adanya perasaan kasih sayang dalam hati kepada anakyang sedang tumbuh. Ia adalah bukti dari kerendahan hati orang yang lebih besar kepada yang kecil. Ia merupakan penerang cahaya penerang dalam hati anak, melapangkan jiwanya, dan menambah semangat interaksinya dengan orang yang di sekitarnya. Dari semua itu, ciuman pada intinya adalah sunnah Rasulullah saw, dalam bergaul dengan anak – anak.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ’Aisyah ra.  berkata,
” Bebarapa orang Arab Badui datang kepada Rasulullah  saw. Mereka bertanya, kalian mencium anak – anak kalian ?, ”ya”  jawabRasulullah saw. Tapi kami, demi Allah, sekali – kali tidak pernah mencium mereka (anak – anak kami)”
Maka Rasulullah saw. bersabda,” Saya tidak memiliki kekuatan. Sekiranya Allah swt. mencabut perasaan kasih sayang dari hati kalian.”



Ciuman hangat dari kedua orang tua pada si buah hatinya, secara tidak langsung, dapat mengasah kecerdasan emosi bagi sang anak. Tidak hanya ciuman, namun pelukan atau belaian dan kata-kata lembut juga dapat menstimulasi kecerdasan emosi sang anak. Yang dimaksud di sini adalah ciuman yang menunjukkan rasa kasih sayang pada anak.

Ciuman dan pujian adalah bentuk penghargaan terhadap anak. Dengan begitu, anak akan merasa sangat dihargai oleh orang tuanya, dan memacunya untuk melakukan hal positif.

3. Memberi hadiah kepada Anak kecil
Hadiah atau penghargaan mempunyai pengaruh yang baik pada diri manusia secara umum. Pada diri seorang anak, hal ini akan lebih berpengaruh dan bermanfaat. Rasulullah saw. sendiri  meletakkan kaidah dalam mencintai sesama, dengan nasihatnya

Tahaaduu tahaabbuu
” Saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai. ”

Abu Dawud meriwayatkan bahwa ’ Aisyah ra. berkata,
” Ada beberapa hadiah kiriman dari Najadyi. Di dalamnya ada cincin emas dan batu cincin dari Habasyah. Rasulullah saw. Mengambil dengan kayu atau dengan beberapa jarinya, kemudian memanggil cucunya, Umammah binti Abil Ashdari anaknya Zainab, dan berkata, berhiaslah dengan ini wahai cucuku. “
  
Reward atau hadiah / penghargaan tidak hanya berupa benda. Reward atau penghargaan dapat pula di berikan dengan kata – kata yang indah, kata – kata yang mampu membuat anak – anak merasa di perhatikan dan merasa di sayang oleh orang tuanya.

Reward menjadi salah satu bagian dalam dunia pendidikan anak. Namun sayang, terkadang orang tua tidak menyadari bahwa reward yang tidak benar dapat menjadi bumerang bagi orang tua dan anak itu sendiri.

4. Berkata benar dan tidak berbohong dengan anak kecil.

Berkata benar, tidak brbohong atau berprilaku jujur merupakan bagian pokok prinsip akhlak islami, yang membutuhkan keseriusan dalam menanamkannya dalam diri anak. Rasulullah saw sendiri begitu besar memberikan perhatiannya pada prilaku ini. Beliau memperhatikan bagaimana pola interaksi orang tua dengan anaknya. Hal ini di tunjukan untuk mencegah terjatuhnya orang tua pada prilaku dusta kepada anak.

 Dan, Nabi saw. meletakkan kaidah umum ” Anak adalah manusia. Ia memiliki hak – hak sebagaimana manusia lainnya. Tidak di benarkan orang tua menipunya dengan cara apa pun dan juga bersikap acuh dalam interaksi dengannya. ”

Abu Dawud meriwayatkan bahwa Abdullah Ibnu Amir berkata, ” Suatu hari ibuku memanggilku dan saat itu rasulullah saw sedang berada di rumahku.

” Ibuku berkata, ” Kemarilah, saya akan memberimu sesuatu.” maka Rasulullah saw. berkata kepada ibuku, ” Apa yang ingin kamu berikan?” Ibuku berkata, ” Aku ingin memberinya kurma.” Rasulullah saw. kembali berkata kepadanya, ” adapun kamu, jika ternyata tidak memberikan apa – apa, maka kamu tertulis melakukan kedustaan.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah  saw, beliau bersabda,
” Barang siapa berkata kepada seorang anak, kemarilah, aku akan memberikan sesuatu. Kemudian ia tidak memberinya, maka ia di tulis melakukan kebohongan.”

Berkata jujur, benar, tidak mengelabui artinya berkata benar sekaligus tidak menutupi kebenaran. Agar kita bisa berkata benar, perkataan kita harus sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dengan mengungkapkan kebenaran pada waktu yang tepat.

Apabila kita berbohong kepada anak kita dan menutupi kebenaran dengan kata-kata yang kabur atau mengelabui, anak akan merasa ditipu dan dikhianati sehingga anak akan mulai belajar tidak mempercayai orangtuanya. Semakin besar ketidak percayaan anak semakin sulit anak mempercayai dan menerima kata-kata orangtuanya sekalipun kata-kata itu merupakan nasihat orangtua yang tulus dan jujur.

Kita memilih berbicara bohong atau tidak jujur kepada anak kita hanya karena ketakutan yang kita ciptakan sendiri atau karena tak sanggup membayangkan kerepotan sesaat yang bakal ditimbulkan anak kita padahal anak bisa lebih marah saat tahu mereka dibohongi.

 Kalau kita bicara jujur belum tentu mereka akan marah jika kita berbicara dengan cara yang benar, dengan lembut dan penuh kasih sayang mungkin mereka akan lebih mengerti. Kita takut mereka menangis dengan berkata benar padahal tanpa kita sadari kita justru membuat anak kita lebih sering menangis dengan membohonginya. Atau diam-diam mereka malah akan menggunakan tangis sebagai senjatanya untuk mendapatkan segala keinginan dari kita orangtuanya.

JANGAN BIARKAN MASA MELIBAS  KEBAHAGIAN MEREKA (PUTRA - PUTRI KITA).  HINGGA SAMPAI DEWASA  TERUKIR DALAM BENAKNYA, BAHWASANYA ORANG TUANYA TAK PERNAH MEMBERIKAN CINTA UNTUKNYA.

KARENA MEREKA JUGA MANUSIA, BUTUH CINTA SEPERTI KITA.....

TENTU CINTA YANG MAMPU MEMBUATNYA BAHAGIA, YANG MAMPU MEMBUATNYA TERSENYUM, HINGGA MASA TAK LAGI BERSAMA MEREKA.

"  BARANG SIAPA YANG TIDAK MENCINTAI, MAKA IA TAK AKAN DI CINTAI "

BERIKAN YANG TERBAIK, UNTUK HASIL YANG LEBIH BAIK. HINGGA PADA AKHIRNYA
" Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa ke dua orang tua ku, sayangilah mereka seperti mereka  menyayangi ku sejak dari kecil "
Benar - benar tercurah untuk kita, sebagai orang tuanya.

Saturday, April 23, 2011

Tulisanku di Kartini Masa Kini...(penyelenggara Honda One Heart )

Banyak yang berjuang, namun tidak banyak orang di bilang sebagai PAHLAWAN. Meski begitu, langkah kakiku  tak akan surut untuk membuktikan.
RA Karrtini adalah pendekar bangsa, pendekar kaumnya. Namanya harum bak bunga kasturi. Karena kata-katanya, karena kesederhanaan sikapnya mampu membuat  namanya abadi di negri ini,  saya yakin nama dan jasanya tak akan lekang dimakan jaman. Meski kita tak berkenalan langsung, tapi saya merasa   beliau begitu dekat bersama kita.
 Jika Perempuan Indonesia masih banyak tidak di bilang sebagai pahlawan dan sebagai perempuan tangguh, jangan bersedih teman...! Mungkin memang belum waktunya, nama kita membuming di negri Gemah ripah Lo Jinawi ini. Sematkan dalam hati, bahwasanya berjuang untuk negri, harus berawal dari diri sendiri, keluarga,  barulah untuk negri. Jika tidak mampu, jadikan diri kita sebagai pahlawan untuk keluarga, bukankah ini juga mulia...?
Sedikit bercerita tentang perjuangan saya. Aku seorang ibu dari anak bernama Fadllan dan Haya. Pekerjaan....?, selain tugas utama seorang Ibu rumah tangga, Senin hingga Jum’at  mengabdi kepada negara untuk menjadi seorang pendidik di sebuah sekolah Pendidikan Anak Usia Dini di kotaku. Ini merupakan cita-cita saya sejak kecil.
Sabtu dan Ahad keluar rumah untuk menyelesaikan study S1 di sebuah perguruan swasta di kota Serang ini. Meski baru sekarang bisa mengenyam pendidikan S1, saya merasa bangga bisa melakukan itu. Saya yakin jika Kartini masih ada bersama kita, beliau akan menganggukkan kepala dan megangkat kedua jempolnya untuk saya. Tanda kebanggaannya untuk perempuan Indonesia yang menganggap usia bukanlah penghalang untuk mengenyam sebuah pendidikan. Bukankah dalam hadist telah dikatakan
” Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim”,
Serta yang menguatkan hati saya untuk mencari ilmu ketika membaca hadist berikut ini. Dari Abu Darda' r.a., katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda
"Sesiapa menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan menuju syurga."
SubhanaAllah...begitu jelasnya Allah memerintahkan setiap orang untuk menuntut ilmu. Wajar saja jika perjuangan pertama yang dilakukan Kartini adalah pembebasan perempuan Indonesia dari kebodohan. Bagaimana mungkin perempuan-perempuan Indonesia akan mengasilkan keturunan yang cerdas, yang mengindahkan bumi dengan akhlaq dan kecerdasan yang di milikinya, jika ibunya menjadi perempuan yang minim akan ilmu.
Selain itu juga saya aktif di organisasi di lingkungan rumah. Karena di amanatkan untuk menjadi ketua bidang Perempuan dan Anak. Mau tidak mau saya banyak bergaul dan mengenal ibu-ibu di komplek ini. Dengan begitu, saya harus pandai memilah dan memilih, serta mengambil sikap dengan bijak ketika ada suatu masalah. Ntah, apa yang menjadi pandangan mereka terhadapku, hingga aku di tunjuk untuk menggerakkan organisasi ini. Bagi saya, ini adalah sebuah amanat yang harus harus di tunaikan.
Sekali lagi, kegiatan saya di rumah masih ada hubungan dengan tugas ku sebagai guru. Saya tahu bahwasanya seorang guru tidak hanya di sekolah, ia harus mampu menjadi guru dalam masyarakatnya.
Tanpa disadari Karier dan tugas utama saya sebagai ibu rumah tangga, telah memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Saya seorang ibu harus memiliki ilmu tentang pendidikan anak dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anak dan keluarga saya. Hingga pada akhirnya mampu mencetak generasi yang sholeh, dan cerdas dgn kalimat LA ILLAH HA ILLAALLAH. Saya seorang guru harus mempunyai ilmu mengajar dan mendidik anak bangsa agar cerdas dan berakhlaq mulia. Saya seorang ketua di suatu bidang organisasi, harus cerdas akal cerdas hati, berwawasan luas, dan mampu mempunyai jiwa kepemimpinan, mampu membijaki setiap masalah yang ada. Ilmu yang ku dapat di  Pendidikan Anak Usia Dini, tanpa kusadari telah membantu aku. Dan mencover tugas ku sebagai Ibu dan menjadi seorang guru.
Lalu, pantaskah saya di bilang Kartini masa kini...??
Saya sadar, bahwasanya perjuangan saya tidak sehebat ibu KARTINI, tapi bagi saya, saya adalah titisan Kartini. Dengan belajar dari sejarah RA KARTINI, ingin ku buat sejarah baru tentang RA KARTINI masa kini.....mulai saat ini, mulai detik ini.  SELAMAT HARI KARTINI, UNTUK KARTINI-KARTINI MASA KINI....cerdasakan anak bangsa dengan tangan kita sendiri, dengan akhlaq dan budi pekerti...

Mari Kenali Gaya Belajar Anak Kita...!

Gaya Belajar Anak,  Anak Memiliki Modalitas Beragam

Tidak semua orang memproses informasi dengan cara yang sama. Itu sebabnya kita perlu mengetahui bagaimana gaya bekerja otak diterjemahkan ke dalam gaya belajar yang berbeda-beda pula. Para orangtua dapat mengetahui potensi dan gaya belajar anak secara detil dengan melakukan tes potensi dan bakat  anak.

Dengan mengenal perbedaan gaya-gaya yang mendasar ini, orangtua dan guru akan lebih mudah menemukan referensi gaya belajar yang paling efektif untuk anak atau siswa didiknya.Orang tua harus menyadari bahwasanya setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda untuk mengembangkan potensinya. Potensi anak itu berada dalam satu kotak yang tertutup, untuk membuka kotak tersebut kita perlu kuncinya. Kunci yang dimaksud, bagaimana orangtua dapat memahami gaya belajar anak, sehingga tidak cemas ketika melihat anaknya tampak  santai jika tidak belajar. Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik pengelihatan, pendengaran maupun kinestetik.

Psikologi pendidikan meyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar.  SEmakin baik kita mengenal modalitas belajar kita, maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.

Belajar berawal dari rumah !. Anak belajar dari apa yang ia lihat, ia dengar dan ia sentuh. Satu dari saluran inderawi – visual, auditori dan kinestetik adalah salah satu cara untuk belajar dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar anak adalah persepsi, bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali dari lima indera, mendengar, melihat, mencium, mengecap, dan  merasa.
 
Di dunia pendidikan, istilah modalitas mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran dan kinestetik.  Modalitas visual  menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Modalitas pendengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan.  Modalitas kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.

  • Salah satu tanda mengenali gaya belajar seseorang melalui kalimat yang ia gunakan. Tipe visual ia akan berbicara “ Bunda, lihat muka haya dong jika mau berbicara sesuatu “.
  • Tipe Auditori mengatakan “ Bunda, dengerin, aku mau cerita.”
  • Tipe kinestetik cenderung berbicara sangat singkat, bahkan tanpa komentar apapun.

Tanpa disadari gaya belajar mempengaruhi seseorang untuk memilih tempat duduk.
  • Tipe visual lebih memilih baris yang di depan
  • Tipe Auditorial cenderung memilih barisan yang di tengah-tengah
  • Tipe kinestetik lebih memilih duduk di samping kanan dekat pintu. Mereka akan segera melarikan diri jika menurut mereka itu tidak perlu mendengarkan.

Mengamati gaya anak-anak dalam beraktivitas tidaklah sulit. Namun tahukah kita bahwa gaya setiap anak dalam beraktivitas adalah cerminan dari gaya belajar mereka. Oleh karena itu, jika kita sudah bisa mendeteksi kecenderungan mereka dalam beraktivitas, hal itu akan sangat membantu kita dalam memilih model belajar paling tepat bagi mereka.

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua / guru ?. Dengan memahami gaya belajar anak, berarti akan membuat anak lebih bahagia. Karena respon orangtua / guru terhadap kebutuhannya tepat.

Bagi anak yang belajar dengan gaya belajar kinestetik, maka orangtua / guru diharapkan aktif bersikap fisik. Anak tau mau buang waktu untuk berbicara dan cenderung langsung mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Anak sangat enegik dan akan selalu berada dibarisan paling depan.

Jika mendengar musik dia bergoyang sesuai irama. Dan jika diajak jalan-jalan tangannya mencoba  menyentuh apa saja.

Bagi anak dengan gaya belajar visual, anak akan terpaku mengamati sesuatu. Dia penuh rasa ingin tahu terhadap hal baru. Orangtua dapat memberikan kesempatan melalui gambar-gambar. Berbagai perlengkapan seperti papan tulis, krayon,  cat air, spidol, gunting bisa disiapkan untuknya, termasuk mainan boneka yang dapat diganti pakainnya.  Mereka tidak membutuhkan perkataan panjang lebar, tetapi cukup mencontoh perbuatan orangtua / guru.

Peraturan bagi orangtua :
  1. Sadari tipe gaya belajar anak, visual, Auditori, kinestetek atau kombinasi.
  2. Sadari tipe gaya belajar diri. Orangtua bisa saja memiliki gaya belajar berbeda dengan anaknya.
  3. Penuhi anak dengan kesempatan agar dia berhasil dalam modalitas yang dimilikinya.
  4. Disiplin dan diberi hadiah sesuai dengan gaya belajarnya
  5. Selalu melihat posisi terbaik yang dimiliki anak untuk dikembangkan
  6. Bantulah anak untuk menggunakan strategi modalitas untuk menguasai berbagai keterampilan dan konsep lainnya.

Thomas Amstrong memilah gaya belajar setiap orang menjadi tiga: Visual, Auditori, dan Kinestetik (Haptik).

Karakteristik Gaya Belajar
a. Visual (Gaya belajar melalui pengamatan : mengamati peragaan )
  • Membaca, menyukai deskripsi, sehingga seringkali ditengah-tengah membaca berhenti untuk membayangkan apa yang dibacanya.
  • Mengeja, mengenal huruf melalui rangkaian kata yang tertulis.
  • Menulis, hasil tulisan cenderung baik, rapi dan terbaca dengan jelas
  • Ingatan, ingat muka lupa nama, selalu menulis apa saja
  • Distrakbilitas, lebih mudah terpecah perhatiannya jika ada gambar
  • Pemecahan, menulis semua yang dipikirkan dalam satu daftar
  • Respon terhadap periode kosong aktivitas. Jalan-jalan melihat sesuatu yang dapat dilihat
  • Respon untuk situasi baru, melihat sekeliling dengan mengamati struktur
  • Emosi, mudah menangis dan marah, tampil ekspresif
  • Komunikasi, tenang tak banyak bicara panjang, tak sabaran mendengar, lebih banyak mengamati
  • Penampilan, rapi, paduan warna senada, dan suka urutan
  • Respon terhadap seni, apresiasi terhadap seni apa saja yang dilihatnya secara mendalam dengan detil dan komponen.
Cara menstimulasi:
  • Gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan, atau kartu-kartu gambar berseri yang bisa dipakai untuk menjelaskan informasi secara berurutan. Mintalah anak untuk menghapal dengan membayangkan obyek atau materi yang sedang dipelajarinya.

b.  Auditori (gaya belajar melalui instruktur dari orang lain)
  • Membaca, menikmati percakapan dan tidak mempedulikan ilustrasi yang ada.
  • Mengeja, menggunakan pendekatan melalui bunyi kata
  • Menulis, hasil tulisan cenderung tipis, seadanya
  • Mengingat, ingat nama lupa muka, ingatan melalui pengulangan
  • Imajinasi, tak mepedulikan yang detil, lebih berpikir mengendalikan pendengaran
  • Distrakbilitas, mudah terpecah perhatiannya dengan suara.
  • Pemecahan, pemecahan masalah melalui lisan
  • Respon terhadap periode kosong aktivitas. Ngobrol atau berbicara sendiri
  • Respon untuk situasi baru, berbicara tentang pro dan kontra
  • Emosi, berteriak bila bahagia, mudah emledak tapi cepat reda, emosi tergambar melalui perubahan besarnya nada suara, dan tinggi rendahnya nada.
  • Komunikasi, senang mendengar dan cenderung repetitif dalam menjelaskan
  • Penampilan, tidak memperhatikan harmonisasi paduan warna dalam penampilan
  • Respon terhadap seni, lebih memilih musik. Kurang tertarik seni visual, namun siap berdiskusi sebagai karya keseluruhan, tidak berbicara secara detil dan komponen yang dilihatnya.
Cara menstimulasi:
  • Bekali anak dengan tape recorder untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Libatkan anak dalam kegiatan diskusi, coba bacakan informasi, kemudian meringkasnya dengan bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan dipahami.

c.   Kinestetik (Belajar melalui melakukan secara langsung)
  • Membaca, lebih memiliki bacaan yang sejak awalsudah menunjukkan aksi
  • Mengeja, sulit mengeja sehingga cenderung menulis kata untuk memastikannya
  • Menulis, hasil tulisan ”nembus” dan ada tekanan kuat pada alat tulis sehingga menjadi sangat jelas terbaca
  • Mengingat, lebih ingat apa yang sudah dilakukan, daripada apasaja yang baru dilihat dan dirasakan.
  • Imajinasi, imajinasi tak terlalu penting, lebih mengutamakan tindakana / kegiatan
  • Distrakbilitas, perhatian terpecah melalui pendengaran.
  • Pemecahan, pemecahan masalah melalui kegiatan fisik dan aktivitas.
  • Respon terhadap periode kosong aktivitas. Mencari kegiatan fisik bergerak.
  • Respon untuk situasi baru, mencoba sesuatu dengan meraba, merasakan dan memanipulasi
  • Emosi, melompat-lompat kalau gembira, memeluk, menepuk, dan gerakan tubuh keseluruhan sebagai luapan emosi.
  • Komunikasi, menggunakan gerakan kalau berbicara
  • Penampilan, rapi namun cepat berantakan karena aktivitas yang dilakukan
  • Respon terhadap seni, respon terhadap musik melalui gerakan. Lebih memiki patung, melukis yang melibatkan aktivitas gerakan.
Cara menstimulasi:
o       Bersekolah pada sekolah yang menganut sistem active learning di mana siswa banyak terlibat dalam proses belajar. Dengan begitu, kemampuannya dapat berkembang optimal. Untuk siswa yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas fisik, seperti kegiatan olahraga atau kesenian. Salurkan energi dengan memberikan kebebasan beraktivitas sebelum belajar, sehingga anak bisa duduk tenang selama belajar.

Prinsip perbedaan modalitas pada teori psikologi belajar menyebutkan bahwa seseorang memahami lingkungann dengan banyak cara dan cenderung memilih cara belajar yang disukainya  atau yang lebih kuat pengaruhnya bagi dirinya. Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik diharapkan tidak hanya menyelenggarakan kegiatan yang hanya mengandalkan satu jenis modalitas saja, tetapi diusahakan ada variasi metode dan media sehingga berbagai modalitas dan gaya belajar anak dapat terlayani dengan baik.

AYAH (Karya Oriza Sativa)

Abi  anak-anak saya  Ayah.. Siang Malam Panas Dan Hujan Kau Tak Berhenti Mencari Rezeki Demi… Aku Anakmu Ayah.. Kau aja...