Thursday, August 4, 2011

MENGAPA KITA HARUS BERPUASA (SHAUM)...??


Allah itu Maha Tahu dari segala yang mngetahui. Sebelum penciptaan manusia, sesungguhnya Allah telah mengatur skenarionya. Apa yg harus di siapkan sebelum dan sesudah penciptaan mahluk-mahluk-Nya, apalagi  yg bernama manusia.

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala penglihatan itu, dan Dia-lah Yang Mahahalus lagi Maha
Mengetahui.” [Al-An’aam: 103]

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.  Betapa banyak dari diri ini  yang terus-terusan lalai, dan mngangap bahwasanya ia (manusia) di ciptakan hanya sekedar di ciptakan. Padahal tidak, Allah ciptakan manusia tak lain hanya untuk brsujud kepada-NYA, dan berharap dapat  menjadi kalifah di muka bumi ini.

Allah ciptakan 12 bulan dalam satu tahun, sungguh begitu baiknya IA. Diantara 12 bln itu ada 1 bulan yg namanya bulan Pengampunan, bulan yg mana di dalamnya,  stiap prbuatan baik akan di lipat gandakan. Tidak hanya itu, jika kita yakin akan adanya Allah, kita harus yakin pula akan siksaan dan  janji-janji NYA. Balasan org yg brtaqwa adalah di surga, dan balasan orang yg dzalim adalah neraka.

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan
tambahannya.” [Yunus: 26]

 Adapun orang yang khusuk dalam berpuasa dan  hanya  berharap  Ridho dari Allah, maka ALLAH akan membrikan surga yg spesial untuknya, yakni AR-RAYYAN.
Seperti yang terdapat dalam hadist berikut ini. Dari Hadist riwayat Bukhari Rasulullah bersabda.

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat pintu yang disebut  RAYYAN yg mana besok pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa masuk dari pintu itu….”

Saya yakin, bahwa Allah ciptakan RAMADHAN semata-mata  rasa kasih dan sayang-NYA  kepada kita, sebagai makhluk yg telah IA ciptakan. Bagaimna tidak,  RAMADHAN / bln puasa (shaum) adalah bulan untuk membenahi diri, mensucikan hati dari segala kepingan-kepingan dosa yg selama 11 bulan tersmbunyi. Dan, berharap agar manusia yg di ciptkan-NYA, nantinya dapat bertemu dengan diri-NYA di surga nanti, dengan wajah yg berseri-seri. 

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada
Rabb-nya mereka melihat.” [Al-Qiyaamah: 22-23]
Teman-temanku…

Mengapa kita harus puasa ?. Mungkin,  Allah ingin tahu sebesar apa kecintaan kita terhadap diri-NYA. Agar kitapun dapat merasakan, bagaimana prasaan orang-orang  yang kelaparan yang tidak punya uang untk mengganjal perut mereka yg berhari-hari tidak makan. Dan, supaya tidak menjadi orang yang serakah dari segala perkara.

Mengapa di bulan Ramadhan, bagi kita yg memiliki rezeki lebih, agar menunaikan zakat ?. Ini karena ALLAH mnginginkan kita untuk mnjadi orang yg baik hati, tulus suci, peduli dan senang berbagi. Dan supaya nanti kita bisa melihat di hari nan fitri, senyum berseri dari wajah-wajah saudara-saudara kita yang kurang beruntung di duniawi ini.

Lalu, Mengapa ALLAH ciptakan hari Hari Raya Idul Fitri, setelah kita berlelah-lelah puasa selama 1 bulan lamanya ?. Mungkin, Allah ingin melihat wajah hamba-NYA yg berseri-seri karena telah berperang melawan hawa nafsu yang datang dari diri kita sendiri,  dan akhirnya kemenangan itu di dapati. Pada akhirnya, semoga kita menjadi suci kembali. Seperti bayi yang baru di lahirkan dari perut seorang Umi.


Wednesday, August 3, 2011

Tuesday, August 2, 2011

PENGALAMAN..." SAAT PERTAMA KALI SAYA MEMAKAI JILBAB…."

Ramadhan adalah bulan pengampunan. Bulan yang selalu dirindukan oleh umat islam. Dimana di bulan ini banyak keistimewaan yang didapatkan. Setiap perbuatan yang baik akan di lipat gandakan.
Didalam sebuah hadist, yang di riwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Rasulullah bersabda “ Barang siapa melakukan suatu ibadah sunah pada bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan ibadah wajib pada selain bulan Ramadhan. Barang siapa yang melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan, maka ia seperti melaksanakan 70 ibadah wajib selain bulan Ramdhan”. SubhanaAllah, luar biasa bukan ?.  Tak salahkan, jika umat muslim di penjuru dunia berlomba-lomba melakukan ibadah sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah, apalagi ibadah wajibnya.
Mengapa saya mengaitkan pengalaman ini dengan bulan Ramadhan. Sedikit saya menceritakan kepada kalian, sahabat... Bahwasanya hidayah itu saya dapat bertepatan di hari pertama di bulan Ramadhan, tepatnya 8 tahun yang lalu. 
Ntah, waktu itu apa karena saya senang membaca hadist tersebut dikala bulan Ramadhan, dan hari-hari sebelumnya, jadi keinginan saya untuk menutup aurat sangat besar. Jawabannya, mungkin Iya. Bagaimana tidak, menutup aurat adalah salah satu kewajiban bagi wanita muslim. Dan, saya ingin menjadi wanita yang selalu bersyukur, menjaga diri, dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.  
Peningkatan keimanan bukan semata-mata datang dari diri saya pribadi, namun ada sosok yang senantiasa mengingatkan saya untuk menjadi lebih baik. Mereka yang selalu mensupport saya.  Kahar Setyo Cahyono, suamiku tersayang yang senantiasa mengajari saya kebaikan, dan ustad Mahmudin, teman kerjaku waktu itu. Pintar sekali beliau memberikan arahan kepadaku, hingga terkadang sentilan-sentilan manis dari lisannya, mampu membuat saya meninggalkan yang selama itu saya kagumkan.
Bagaimana tidak, rambutku yang ikal dan terurai panjang, bodyku yang aduhai (hehe, maaf nie..begitulah yang sering saya dengar dari mulut orang-orang). Dan, panggilan manis yang sering saya dengar dari teman-teman, dengan maksud menggoda saya. Ach..itu dulu. Kenangan yang terkadang membuatku menyesal, tapi sudahlah, yang terpenting saya sudah meninggalkan.
Kahar suamiku tersayang. Ustad Mahmudin yang saya banggakan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian berdua…, Aamiin.
Tapi, satu yang pasti. Perubahan kearah kebaikan itu, tak luput dari campur tangan Allah, zat yang darisana kebaikan itu datang. Hidayah. Ya, sekali lagi itu hidayah…dan, hidayah tak akan datang dengan sendirinya, kita harus mencarinya, bukan dengan berdiam diri. Berharap, dan hanya berharap. Apalagi, niatan itu hanya sampai di lisan saja. Kuatkan ghiroh kita, untuk mendapatkan hidayah itu. Perkuatkan niat, dan banyak bertanya kepada orang sholeh, dan seringlah  berkumpul bersama mereka. Mudah-mudahan aura keshalehanpun menempel juga ke kita.
Pengalaman pertama memang susah untuk di lupakan. Seperti halnya, cinta pertama dan malam pertama (huuf, sekali lagi maaf ya teman...).
Tapi, sebelum hari itu. 1 bulan sebelumnya, saya pelan-pelan sudah merubah penampilan saya. Mulai memakai celana panjang / rok panjang. Mulai memakai baju berlengan panjang, meski sedikit ketat. Ya, tadi..perubahan harus terjadi pelan-pelan, dan kitapun harus benar-benar istiqomah menjalankan. Setiap bulan saya menyisahkan uang gajian, hanya untuk membeli pakaian yang serba panjang, mulai dari rok panjang, baju berlengan panjang hingga jilbab yang berwarna-warni. dan alhamdulillah saya berhasil melakukannya.
Shubuh pertama di bulan Ramadhan itu saya  keluar dari kamar kost, dan untuk pertama kalinya saya mengenakan jilbab. Dan itu terjadi sebelum saya menikah dengan my honey (panggilan cinta untuk suami tersayang). Wajar saja jika semua mata memandang.  Yang biasanya pakai celana jeans dan kaos ketat, kini saya memakai rok dan baju berlengan panjang agak longgar, serta kerudung merah yang saya kenakan.
“ Bu ustadz, mau kemana nie...?”
Ledekan yang ku dengar, tapi biarlah, kalimat itu ku amin kan saja. Siapa tahu, kalimat mereka pagi itu, benar-benar doa yang segera Allah kabulkan. Sayapun tak segan-segan menjawab sapa mereka, dengan senyuman dan jawaban yang santun.
Memang, untuk pertama kali, kepala terasa berat, terasa ada yang mengganjal, dan gerah sudah pasti. Tapi, semua saya kembalikan kepada Allah, agar senantiasa menuntun hati saya, dan niat itu tidak akan pernah berubah.
Tak jarang juga, kalimat dari orang-orang tak menyukai saya memakai kerudung pun  bilang.
” Kayak ibu-ibu lho kalaw pakai kerudung, jelek tau..cantikan nggak pakai kerudung” ungkap salah satu dari mereka
Wah, jika saja waktu itu aku tergiur dengan kalimat-kalimat mereka. Mungkin perang mulut sudah terjadi, atau tidak, sampai saat ini saya tidak pernah merasakan ”Indahnya memakai jilbab”.
Semua butuh perjuangan, teman...
Tapi, beda jika kita bersama orang-orang yang mendukung perubahan kita. Dari mulut mereka, terdengar kalimat-kalimat indah, yang membuat saya hampir terbang melayang waktu itu.
Seiring berjalannya waktu, kalimat celaan tak lagi saya dengar. Bahkan perlahan-lahan merekapun mengagumi saya. Dan tidak di sangka, mereka yang mencela saya akhirnya ikut-ikutan untuk memakai jilbab. Alhamdulillah...semoga niat teman saya itu bukan sekedar ikut-ikutan pula.
Sampai sekarang manfaat memakai jilbab itu saya rasakan. Satu pesan dari saya, jangan tunda jika kita ingin berbuat kebaikan. Apalagi untuk mengenakan jilbab, jangan malu, jangan takut di cela orang. Biarkan mereka berkata, yang terpenting kita sudah berubah. Berubah dari keburukan menuju kebaikan....Dan yakinlah, Allah akn selalu bersama kita.

Cahaya Mata Umi: SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA

Cahaya Mata Umi: SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA: "Seiring waktu bergulir Ku hitung tiap detik perjalanan Hingga Ramadhan-Nya hampir menyapa Dibalik suka cita Ada keresahan menyelimuti j..."

SMOGA, GHIROHKU MENEMBUS LANGIT- NYA

Seiring waktu bergulir
Ku hitung tiap detik perjalanan
Hingga Ramadhan-Nya hampir menyapa

Dibalik suka cita
Ada keresahan menyelimuti jiwa
Aku takut ...
Dia tidak menyapa

Rabb..
Ku tahu, Engkau pemberi masa
Maka, izinkan aku memintanya
Untuk tetap merasakan
Indahnya Syahru al-Qadr
Harapku...
Ar-Royan Mu terbuka untukku

Rabb...
Sinar pensucian akan segera datang
Ku mohon, bangkitkan aku dalam ketaatan
Semoga, sinar itu kekal dalam jiwaku
Hingga tak lagi kelam garisan itu

Meski merangkak...
Tetap ingin ku jawab seruan dan panggilan itu
Bersama  rahmat dan kasih-Mu

Aku memiliki Asa
Untuk tetap istiqomah menjadi mujahidah
Atas izin-Mu
Ku mohon..
Sinari  hatiku...
Sirami ragaku..
Dengan Salsabila-Mu...

AYAH (Karya Oriza Sativa)

Abi  anak-anak saya  Ayah.. Siang Malam Panas Dan Hujan Kau Tak Berhenti Mencari Rezeki Demi… Aku Anakmu Ayah.. Kau aja...